Wednesday, August 24, 2011

TOKOH DAN KONSEP TEKNIK INDUSTRI


TOKOH DAN KONSEP

2.1 PRA TAYLOR
1.    ADAM SMITH

Menerbitkan buku “Wealth of Nation (1776)”. Ia mengemukakan konsep spesialisasi pekerja (Specialization of Labor) atau pembagian tugas kerja dalam suatu industri. Ia melakukan pembagian kerja dalam pembuatan peniti menjadi 4 operasi yang terpisah dan outputnya menjadi 5 kali lipat dari semula. Sebelumnya 1 orang pekerja hanya dapat menghasilkan 1000 peniti ketika ia mengerjakan semua operasi sendirian, dengan adanya spesialisasi 10 pekerja dapat menghasilkan hingga 48000 per hari. Dengan konsepnya tersebut dapat meningkatkan prodiktivitas dengan pemilahan operasi sesuai kemampuan karyawan dan perancangan proses.

2.    CHARLES BABBAGE

Menerbitkan buku “On The Economy of Machinery & Manufacturers (1832)” dan mengemukakan konsep pembagian kerja (Division of Work). Dengan kosepnya ia dapat mengurangi biaya produksi dengan menggunakan wanita dan anak-anak  yang gajinya lebih rendah untuk operasi dengan keterampilan yang rendah. Sebelumnya untuk setiap operasi baik yang sulit maupun dengan keterampilan yang rendah dikerjakan oleh engineer yang gajinya jauh lebih mahal daripada wanita dan anak-anak. Satu hal yang tidak dilakukan oleh Charles Babbage adalah melakukan kajian perbaikan waktu operasi secara ilmiah. Memang dia mencatat waktu setiap operasi pembuatan , namun ia tidak melakukan analisis dan perbaikan terhadap waktu noperasim yang dilakukan oleh pekerja.


3.    MATTHEW ROBINSON BOULTON dan JAMES WATT,Jr
Pada tahun 1796, Matthew Robinson menjadi partner dengan James Watt di Great Britain. Mereka pempraktekkan hampir seluruh “scientific management technique” yang meliputi:
a.    Market research and forecasting
b.    Planned site location
c.    Plannned machine layout
d.    Production planning
e.    Machine-operating standards
f.     Standardization of product components
g.    Advanced control records
h.    Worker training
i.      Advanced division of labor
j.      Work study
k.    Payment by result
l.      Provision for personel welfare
m.   An executive development program
Fakta penting adalah mereka tidak mempatenkan penelitian mereka, hanya surat-surat kepada partnernya.

4.    ELI WHITNEY

Ia mengemukakan  konsep  “interchangeable manufacture”,  yaitu konsep memproduksi komponen  atau part yang sama (persis) sehingga komponen dari suatu unit dapat dipertukarkan dengan komponen dari unit yang lainnya sehinggga akam mempermudah dalam proses perakitannya.  Misalnya bagian dalam dari komputer desktop yang dapat dipertukarkan atau diganti-ganti kompenennya. Dengan konsep ini maka terjadi spesialisasi dalam pembuatan komponen atau suku cadang sehingga produktivitasnya dapat meningkat.  Ia dikontrak oleh pemerintah untuk membuat 10000 senapan untuk pembekalan senjata Amerika Serikat.
Untuk melaksanakan gagasan spesialisasi pembuatan komponen yang kompatibel ini, ada 3 hal yang dilakukan, yaitu :
-          Merancang spesifikasi secara rinci dan jelas dari komponen yang akan dibuat
-          Melatih pekerja untuk memproduksi komponen sesuai spesifikasi yang telah ditentukan
-          Melakukan inspeksi dan penilaian apakah hasil komponen yang dihasilkan sesuai spesifikasi yang dirancang

5.    HENRY TOWNE

Ia membuat kontribusi yang besar bagi profesi engineer yaitu menerbitkan makalah “The Engineer As Economist (1886)” yang menekankan bahwa engineer juga harus memperhatikan aspek-aspek ekonomis dari keputusan-keputusan yang ia buat. Engineer selain sebagai insinyur juga harus berpikir layaknya sebagai seorang ekonom. Konsepnya ini sama dengan konsep efisiensi dimana sumber-sumber atau bahan baku yang digunakna tidak ada yang terbuang sia-sia.

6.    HENRY FAYOL

Henry Fayol dianggap sebagai pelopor manajemen klasik bukan karena dia yang pertama kali menemukan prinsip manajemen, tetapi karena dialah yang pertama kali melakukan analisis dan sintesis secara sistematis sehingga dapat ditemukan apa yang kemudian dikenal sebagai “The Principle of Management”. Gagasannya didasarkan atas keyakinan bahwa manajemen dapat diajarkan dan kebeberhasilan dalam mengelolaa perusahaan bukan semata-mata didasarkan pada bakat dan kemampuan personal tetapi pada metoda yang digunakan.
Menurut Fayol administrasi bisnis memiliki 5 elemen utama yaitu:
-   Perencanaan (Planning)
-   Pengorganisasian (Organizing)
-   Pengarahan/Komando (Commanding)
-   Pengkoordinasian (Coordination)
-   Pengendalian (Control)

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN TEKNIK INDUSTRI DENGAN ENGINEERING LAINNYA

Persamaan Teknik Industri dengan Engineering lainnya terletak pada awalnya yaitu permintaan dari konsumen atau kebutuhan. Selain itu semua engineering termasuk Teknik Industri itu sendiri memerlukan suatu input yang diolah atau diproses agar menjadi suatu output.
Perbedaan Teknik Industri dengan Engineering lainnya terletak pada komponen sistem, ilmu pengetahuan yang dipakai, sistem yang diproses, tujuan, profesi dan output


Objek dan Ruang Lingkup Teknik Industri


Objek dari  teknik industri merupakan suatu sistem yang terintegrasi dari manusia, mesin, material, informasi, dan energi. 

Ruang lingkup Teknik Industri adalah suatu hubungan antara manusia, mesin, material, informasi, dan energi tersebut. Namun Teknik Industri lebih menekankan pada hubungan antara manusia dengan mesin dan materialnya. 

 Pada dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, dan Sistem Industri dan Tekno Ekonomi.  Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan Tata Letak Pabrik, dan Ergonomi. 


Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan, Manajemen Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik. 

Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis Data 

Pengertian Teknik Industri


American Institute of Industrial Engineeringpada awal era 1960an mendefinisikan bahwa Teknik Industri adalah bidang keteknikan yang berkonsentrasi pada “design, Improvement, and Instalation” dari sistem manusia, material, peralatan dan energi yang saling terintegrasi. Yang membutuhkan spesialisasi ilmu pengetahuan meliputi keahlian ilmu matematika, fisika, dan sains sosial dibarengi dengan prinsip-prinsip dan metode teknik analisis dan desain untuk menspesifikasi, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan didapat dari seperangkat sistem.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, teknik industri adalah cabang dari ilmu teknik yang berkenaan dengan pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem integral dari manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi, dan proses.

Latar Belakang dan Sejarah Teknik Industri di Indonesia


Revolusi Industri, yang dimulai di Inggris pada abad ke-delapan belas , mengubah secara drastis praktik-praktik manufaktur yang memicu kelahiran dunia ilmiah pada abad berikutnya. Inovasi teknologi bermunculan  mempermudah suatu sistem pabrik untuk memproduksi lebih banyak produk dengan tenaga kerja yang sedikit dan memberikan mekanisasi dari banyak operasi manual tradisional dalam dunia industri tekstil. Inovasi terpenting yang mengawalinya adalah mesin uap yang dikembangkan oleh James Watt pada tahun 1765 yang memberikan pabrik-pabrik sumber energi uap yang murah untuk menghasilkan produk yang melimpah.

Teknik Industri lahir pada akhir abad ke - sembilan belas. Teknik Industri adalah profesi dinamis yang perkembangannya didorong oleh tantangan dan tuntutan dari manufaktur, pemerintah dan layanan organisasi sepanjang abad kedua puluh. Teknik Industri juga merupakan profesi yang masa depannya tidak hanya bergantung pada kemampuan praktisi untuk bereaksi dan memfasilitasi operasional dan perubahan organisasi tapi lebih kepada kemampuan mereka untuk mengantisipasi dan memimpin perubahan itu sendiri. 


Dalam berjalannya era industri lahirlah konsep-konsep dari para tokoh pemikir untuk lebih mengefektikan dan mengefisiensikan produktivitas pekerja. Konsep tentang spesialisasi pekerja yang disampaikan Adam Smith, “motion and time” dari charles Babbage, “Interchangeable manufacture” dari Eli Whitney, dan yang paling utama adalah konsep dari Frederick Winslow Taylor mengenai “scientific method” dan beberapa tokoh lainnya seperti Frank Gilbert dan Lillian Gilberth menuntut keahlian teknis yang terlatih yang dapat merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakkan/memimpin operasi-operasi dari sebuah sistem yang besar dan kompleks.

Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Universitas Sumatera Utara [USU] Medan pada tahun 1965 dan dilanjutkan dengan Teknik Industri ITB Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesinmerupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.

Di Universitas Indonesia, keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai. Sedangkan sarjana Teknik Mesin tidak mempelajari sistem pengoperasian tersebut secara keseluruhan. Sekitar tahun 1955, terdapat gagasan untuk menambah perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik. 

Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.

Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.

Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.

Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.