Upaya perwujudan Green Manufacturing yang Dapat Dilakukan Perusahaan
Beberapa cara yang dapat dilakukan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung ini dalam mewujudkan industri yang ramah lingkungan, antara lain:
1. Dalam proses-proses permesinan yang banyak dilakukan pada politeknik ini, cukup banyak sisa-sisa materialatau geram yang terbuang. Geram ini berasal dari proses seperti drilling, milling, smoothing, maupun proses lainnya. Jika dikumpulkan dari seluruh bagian tempat kerja di politeknik ini yang melakukan proses permesinan, geram yang dihasilkan tidak dapat dibilang sedikit jumlahnya. Benda yang dianggap sebagai sampah industri ini dapat dijadikan keuntungan yang cukup baik jika diolah lagi. Pengolahan dapat dilakukan untuk kemudian dibuat materialdasar dalam proses selanjutnya dalam pembuatan ragum atau pun benda-benda lainnya yang berbahan dasar sama. Jika pihak internal politeknik tidak mau melakukan pengolahan terhadap geram ini, geram dapat dijual kepada pihak ketiga atau pihak diluar politeknik. Selain itu, geram ini jika dibuang begitu saja langsung ke tempat pembuangan, tentu saja hal ini akan mencemari lingkungan. Selain ramah lingkungan, usaha ini dapat menghemat biaya pengeluaran operasional terutama dalam hal pengadaan materialdasar dan bisa menjadi pemasukan bagi POLMAN jika geram dijual kepada pihak ketiga.
2. Mesin-mesin yang umumnya dipakai di POLMAN ini masih bersifat konvensional, artinya teknologi yang digunakan kurang modern. Seperti yang telah kita ketahui, pada umumnya, mesin-mesin konvensional memiliki efisiensi yang rendah jika dibandingkan dengan mesin-mesin yang modern. Selain itu, mesin konvensional biasanya juga memerlukan energi listrik yang besar. Karena hal-hal itulah, upaya yang dapat dilakukan POLMAN untuk mewujudkan industri yang ramah lingkungan adalah mengganti mesin-mesin yang ada sekarang dengan mesin yang lebih baru/modern (yang memiliki efisiensi tinggi dan memerlukan energi yang lebih rendah). Dengan melakukan hal tersebut, tentunya biaya operasional operator dapat berkurang (karena kecanggihan mesin membuat peran manusia berkurang), biaya operasional pembayaran listrik dapat lebih murah dari sebelumnya (karena kebutuhan energi yang lebih rendah), produksi komponen yang dihasilkan lebih presisi dan baik (karena kecanggihan mesin), serta jumlah output dapat bertambah dalam waktu yang lebih singkat (karena efisiensi mesin yang tinggi). Namun kendala yang diakui oleh pihak POLMAN sendiri dalam upaya mewujudkan hal ini adalah pengadaan mesin yang lebih modern belum dapat dilakukan karena biaya pengadaan mesin tersebut terbilang besar dan sangat mahal, sehingga realisasinya masih belum dapat dilakukan.
3. Dalam industri manufaktur pastilah menggunakan air untuk melakukan banyak hal. Karena penggunaan air dalam jumlah yang banyak, biasanya suatu pabrik menggunakan air tanah sebagai sumbernya. Hal inilah yang dapat membahayakan karena berpotensi dapat terjadi pemakaian air tanah yang berlebihan. Dengan berlebihnya penggunaan air tanah dapat menimbulkan bahaya-bahaya seperti banjir, terganggunya aliran air terlebih saat musim hujan, dan yang paling parah menghabiskan cadangan air tanah dan menyebabkan air tanah menjadi kering. Penggunaan air tanah pada manufaktur sebaiknya dikontrol agar tidak terjadi bahaya-bahaya tersebut. Selain itu, air tanah dapat digantikan dengan menggunakan air PAM sebagai air utama yang dipakai. Lebih lanjut, sebuah perusahaan dapat mengatasi pemakaian air ini dengan melakukan daur ulang air sendiri untuk menghasilkan air yang bersih untuk digunakan kembali dalam proses produksi