Wednesday, August 17, 2011

Upaya perwujudan Green Manufacturing yang Dapat Dilakukan Perusahaan


Upaya perwujudan Green Manufacturing yang Dapat Dilakukan Perusahaan

Beberapa cara yang dapat dilakukan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung ini dalam mewujudkan industri yang ramah lingkungan, antara lain:
1.     Dalam proses-proses permesinan yang banyak dilakukan pada politeknik ini, cukup banyak sisa-sisa materialatau geram yang terbuang. Geram ini berasal dari proses seperti drilling, milling, smoothing, maupun proses lainnya. Jika dikumpulkan dari seluruh bagian tempat kerja di politeknik ini yang melakukan proses permesinan, geram yang dihasilkan tidak dapat dibilang sedikit jumlahnya. Benda yang dianggap sebagai sampah industri ini dapat dijadikan keuntungan yang cukup baik jika diolah lagi. Pengolahan dapat dilakukan untuk kemudian dibuat materialdasar dalam proses selanjutnya dalam pembuatan ragum atau pun benda-benda lainnya yang berbahan dasar sama. Jika pihak internal politeknik tidak mau melakukan pengolahan terhadap geram ini, geram dapat dijual kepada pihak ketiga atau pihak diluar politeknik. Selain itu, geram ini jika dibuang begitu saja langsung ke tempat pembuangan, tentu saja hal ini akan mencemari lingkungan. Selain ramah lingkungan, usaha ini dapat menghemat biaya pengeluaran operasional terutama dalam hal pengadaan materialdasar dan bisa menjadi pemasukan bagi POLMAN jika geram dijual kepada pihak ketiga.

2.     Mesin-mesin yang umumnya dipakai di POLMAN ini masih bersifat konvensional, artinya teknologi yang digunakan kurang modern. Seperti yang telah kita ketahui, pada umumnya, mesin-mesin konvensional memiliki efisiensi yang rendah jika dibandingkan dengan mesin-mesin yang modern. Selain itu, mesin konvensional biasanya juga memerlukan energi listrik yang besar. Karena hal-hal itulah, upaya yang dapat dilakukan POLMAN untuk mewujudkan industri yang ramah lingkungan adalah mengganti mesin-mesin yang ada sekarang dengan mesin yang lebih baru/modern (yang memiliki efisiensi tinggi dan memerlukan energi yang lebih rendah). Dengan melakukan hal tersebut, tentunya biaya operasional operator dapat berkurang (karena kecanggihan mesin membuat peran manusia berkurang), biaya operasional pembayaran listrik dapat lebih murah dari sebelumnya (karena kebutuhan energi yang lebih rendah), produksi komponen yang dihasilkan lebih presisi dan baik (karena kecanggihan mesin), serta jumlah output dapat bertambah dalam waktu yang lebih singkat (karena efisiensi mesin yang tinggi). Namun kendala yang diakui oleh pihak POLMAN sendiri dalam upaya mewujudkan hal ini adalah pengadaan mesin yang lebih modern belum dapat dilakukan karena biaya pengadaan mesin tersebut terbilang besar dan sangat mahal, sehingga realisasinya masih belum dapat dilakukan.
3.     Dalam industri manufaktur pastilah menggunakan air untuk melakukan banyak hal. Karena penggunaan air dalam jumlah yang banyak, biasanya suatu pabrik menggunakan air tanah sebagai sumbernya. Hal inilah yang dapat membahayakan karena berpotensi dapat terjadi pemakaian air tanah yang berlebihan. Dengan berlebihnya penggunaan air tanah dapat menimbulkan bahaya-bahaya seperti banjir, terganggunya aliran air terlebih saat musim hujan, dan yang paling parah menghabiskan cadangan air tanah dan menyebabkan air tanah menjadi kering. Penggunaan air tanah pada manufaktur sebaiknya dikontrol agar tidak terjadi bahaya-bahaya tersebut. Selain itu, air tanah dapat digantikan dengan menggunakan air PAM sebagai air utama yang dipakai. Lebih lanjut, sebuah perusahaan dapat mengatasi pemakaian air ini dengan melakukan daur ulang air sendiri untuk menghasilkan air yang bersih untuk digunakan kembali dalam proses produksi

Analisis Problem Utama yang Dihadapi Perusahaan




Problem Utama yang Dihadapi Perusahaan dalam Memproduksi Komponen dari Sisi Teknik

Untuk membahas masalah utama yang dihadapi perusahaan, kami menggunakan salah satu metodedariseven tools,yaitu fishbone. 


a)     Man
Dari segi sumber daya manusianya, masalah yang dihadapi POLMANadalah kemampuan tenaga kerja yang tidak merata, ini merupakan konsekuensi yang harus diterima sebagai suatu instansi pendidikan yang mencakup industri, artinya jika politeknik ini benar-benar ingin bersifat komersil maka bisa saja hal tersebut terhindarkan sebab proses penyaringan operator yang benar-benar kompeten dapat menghindarkan hal tersebut. Pada proses produksi, tenaga kerja yang digunakan merupakan murid-murid POLMAN yang melakukan praktikum. Karena setiap pelajar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berbeda maka timbulah ketidakmerataan kemampuan. Hal ini disebabkan karenatidak adanya standarisasi kemampuan tenaga kerja sebelum menjalani proses. Karena sifat pengaplikasian dari hasil belajar murid POLMAN maka dari itu POLMAN tidak memiliki standarisasi kemampuan tenaga kerja dalam proses produksi. Selain itu masalah yang ditemukan di kehidupan nyata tentang kebutuhan akan ragum tidak terlalu tinggi. Ragum hanya digunakan oleh bengkel atau perusahaan manufaktur tertentu saja sehingga permintaan akan ragum tidak terlalu tinggi.
b)    Machine
Bengkel POLMAN dalam proses produksinya masih menggunakan mesin-mesin konvensional  seperti mesin bubut dan mesin freis yang masih memerlukan ketrampilan operator selama proses berlangsung dalam pengerjaannya. Untuk memproduksi dua buah ragum diperlukan waktu produksi sekitar satu minggu lamanya. Mesin-mesin konvensional ini dapat digantikan fungsinya dengan menggunakan mesin CNC yang tidak membutuhkan operator selama proses pengerjaan. Dengan penggunaan teknologi yang belum modern maka hal tersebut berdampak pada kapasitas produksi yang kurang serta waktu pengerjaan dan produksi menjadi lebih lama. Hal ini akan berpengaruh pada biaya produksi yang akan bertambah dan berdampak pula pada harga produk yang tinggi. Namun tingginya harga tersebut diimbangi dengan kualitas barang yang juga memadai.
c)     Money
Daya beli perusahaan manufaktur untuk membeli ragum tidak terlalu tinggi. Harga pasaran ragum buatan bengkel POLMAN berkisar 2juta rupiah. Dalam pembelian ragum, tidak mungkin hanya membeli satu buah ragum saja. Oleh sebab itu, daya beli perusahaan atau bengkel tidak terlalu tinggi. Selain itu biaya untuk penyediaan alat berteknologi tinggi terbatas. Dimana sudah dibahas pada point diatas(machine), penggunaan teknologi yang tinggi dapat mempercepat proses produksi serta meningkatkan kapasitas produksi. Problem alokasi pendanaan yang terbatas menyebabkan kemampuan pembelian mesin baru juga terbatas sehingga masalah ini menjadi seperti masalah siklus yang susah untuk dipecahkan.
d)    Method
Dalam stategi pemasaran POLMAN belum memasarkan produknya secara luas hingga international, hanya bersifat lokal. Meningkatkan pemasaran secara luas akan berpengaruh pada peningkatan order. Selain itu, belum ada penerapan standar serta perlunya peningkatan kualitas untuk meningkatkan pangsa pasar.
Dari berbagai permasalahan-permasalahan yang ada diatas, muncullah efek yang paling terasa bermasalah, yaitu produktifitas pembuatan ragum di POLMAN ini masih dirasa rendah.

Sejarah Singkat Politeknik Manufaktur (POLMAN)


Kelompok kami memilih produk ragum meja yang diproduksi oleh bengkel manufaktur di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) yang beralamat Jl. Kanayakan No. 21, Dago, Bandung. Bengkel manufaktur ini memproduksi diantaranya mesin bubut, mesin freis, mesin gergaji, dan ragum meja. POLMAN dapat membuat produk dengan tingkat presisi yang tinggi dan diproduksi dengan peralatan terbaru dan didukung oleh tenaga profesional. Selain itu, POLMAN juga sangat mendukung dan mempromosikan produk manufaktur Indonesia dengan standar kualitas internasional, dimana mengutamakan kualitas dan layanan dengan harga yang kompetitif.

2.1.1      Sejarah Singkat

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN Bandung) adalah Politeknik negeri pertama di Indonesia yang dahulu bernama Politeknik Mekanik Swiss (PMS-ITB).POLMAN Bandung, berdiri sejak tahun 1976, merupakan hasil kerjasama bilateral antara pemerintah RI dan pemerintah Konfederasi Swiss yang dalam pelaksanaannya, Pemerintah Indonesia diwakili oleh ITB dan Swisscontactmewakili Pemerintah Swiss yang berakhir pada tahun 1995.POLMAN Bandung adalah politeknik pertama di  Indonesia yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Sjarif Thajeb, pada tanggal 24 Maret 1977, meskipun angkatan mahasiswa pertama masuk tahun 1976. Pengembangan POLMAN Bandung selanjutnya dibantu melalui pendanaan dari pinjaman ADB dan Bank Dunia serta proyek-proyek DIP (DUE Like), IGI, dan TPSDP.Sejak September 2002 POLMAN Bandung menambah penerimaan jumlah siswa sebanyak 24 orang di jurusan teknik manufaktur dan 24 orang di jurusan teknik otomasi manufaktur dan mekatronika melalui kerjasama dengan P3TKIM di Bandung.Pada tahun 2002 POLMAN Bandung terpilih sebagai salah satu pusat dari 5 pusat dalam progeram IGI yang membina 3 institusi yaitu P3TKIM, STT Tekstil, dan SMKN 6, tujuan dari progeram ini adalah untuk meningkatan kompetensi dan produktivitas industri kecil menengah.POLMAN Bandung mendapatkan nilai akreditasi A untuk semua progeram studi dari BAN pada tahun 2002.

Setelah satu tahun melakukan persiapan, akhirnya POLMAN Bandung berhasil meraih sertifikat ISO 9001-2000 dari KEMA untuk :
1.    Jasa Pendidikan Tinggi
2.    Perancangan & Manufaktur Produk Cor Logam, Perkakas Presisi, Mesin Produksi& Sistem Kendali
Selain itu juga POLMAN Bandung sudah menjalin kerjasama dengan Yayasan Indonesia Baru di Ceper, Klaten dalam tujuan untuk memperkuat industri kecil menengah pengecoran logam di Ceper. Untuk tujuan tersebut maka pada tahun ajaran 2003/2004, tepatnya bulan September 2003, didirikanlah Politeknik Manufaktur Ceper, Solo.
Sebagian besar Mahasiswa lulusan Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN Bandung) bekerja pada perusahaan atau industri manufaktur dan perminyakan.Industri tersebut ada yang merupakan perusahaan domestik dan perusahaan dengan modal asing.Jumlah permintaan lulusan POLMAN Bandung oleh industri tiap tahun terus mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2003, permintaan industri terhadap lulusan POLMAN Bandung rata-rata mencapai 150% dan presentase tertinggi dicapai pada tahun 2003 sebesar 243%.Dengan mempertimbangkan prosentase kebutuhan industri terhadap lulusan, dapat disimpulkan bahwa lulusan POLMAN Bandung secara umum dapat diterima dengan baik di kalangan industri sebagai pengguna.
Permintaan lulusan POLMAN Bandung oleh industri bermacam-macam, berikut beberapa proses pengambilan lulusan :
1.    Proses pengambilan lulusan oleh industri dengan melaksanakan presentasi yang dilaksanakan di POLMAN Bandung yang diikuti oleh seluruh mahasiswa semester akhir yang akan lulus D3 POLMAN Bandung, yang dilanjutkan dengan pengambilan calon pegawai.
2.    Permintaan lulusan dari industri melalui POLMAN Bandung dengan memasang pengumuman lowongan kerja yang dipasang di BAK (Bagian Administrasi Kemahasiswaan).
3.    Pendaftaran langsung oleh lulusan pada industri diluar yang terdaftar di POLMAN Bandung.
Dari kondisi diatas POLMAN Bandung sebagai institusi pendidikan teknik perlu untuk terus menjaga keterpakaian lulusan di dunia industri dengan cara terus mengikuti perkembangan teknologi dan membentuk lulusan-lulusan D3 POLMAN Bandung yang berkualitas.