ALAT UNTUK MONITORING RADIASI DOSIS PERORANGAN
Dalam
setiap pemanfaatan radiasi pengion, faktor keselamatan terhadap para pekerjanya
harus mendapat prioritas utama. Hal tersebut didasarkan pada Peraturan
Pemerintah (PP) RI No.63 Tahun 2000 tentang Keselamatan & Kesehatan
terhadap Radiasi Pengion (a,b,g,x,n), yang umum disebut keselamatan radiasi.
Dalam pemanfaatannya, penerimaan dosis radiasi oleh para pekerja radiasinya
diusahakan serendah mungkin sehingga tidak melampaui nilai batas dosis yang
diizinkan oleh Badan Pengawas. Menurut SK 01/Ka-Bapeten/V-99 disebutkan bahwa
Nilai Batas Dosis bagi pekerja radiasi adalah 50 mSv/tahun (seluruh tubuh),
lensa mata: 150 mSv/tahun serta tangan, kaki & kulit : 500 mSv/tahun.
Untuk
layanan pemantauan dosis perorangan eksternal digunakan dosimeter
perorangan yaitu dosimeter film dan dosimeter termoluminisensi (TLD). Dalam
pemakaiannya, kedua dosimeter tersebut dimasukkan ke dalam suatu wadah/holder,
yang umum dikenal dengan film dan TLD badge. Pada operasional rutin, umumnya
diperlukan 2 dosimeter untuk setiap pekerja radiasi yang dipantau, satu
dosimeter digunakan untuk melakukan pekerjaannya sementara dosimeter yang
dipakai sebelumnya diproses dan dievaluasi. Biasanya, frekuensi pertukaran
dosimeter disesuaikan dengan jenis dosimeter yang digunakan, yaitu 1 bulan
untuk film badge dan 3 bulan untuk TLD badge. Pada saat ini, sudah diberikan
jasa layanan pemantauan dosis perorangan eksternal kepada
instansi/perusahaan/rumah sakit baik pemerintah maupun swasta pengguna radiasi
pengion [foton (sinar-x,g), beta dan neutron] dan tercatat ± 400 pengguna
dengan jumlah pekerja radiasinya 3903 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk
menentukan dosis tara perorangan eksternal bagi pekerja radiasi dengan
menggunakan film dan TLD badge.
a. Film Badge
Film
badge merupakan salah satu alat pencatat dosis radiasi yang diterima oleh
pekerja radiasi sesuai dengan PP.No.11 tahun 1975, tentang Keselamatan terhadap
Pekerja Radiasi, maka setiap individu yang bekerja di unit pelayanan radiologi
diharuskan memakai alat pencatat radiasi tersebut.
Dektetor yang digunakan
disini berbentuk film fotografi, yang berbentuk emulsi butiran-gutiran perak
halida, biasanya perak bromida (AgBr), ditunjang oleh matrik gelatin dan
kemudian dilapisi bahan"acetat". Film ini berfungsi sebagai
detector karena apabila terkena radiasi, ion Ag+ akan berubah menjadi Ag dan
disebut sebagai bayangan “latent”. detektor ini dapat menyimpan atau merekam
dosis radiasi yang mengenainya secara akumulasi selama film belum diproses.
Pemprosesan dilakukan dengan larutan kimia yang akan memunculkan bayangan hitam
pada film tersebut. Tingkat kehitaman bayangan film sebanding dengan
intensitas radiasi yang mengenainya. Semakin banyak radiasi yang mengenainya,
tingkat kehitaman film akan semakin pekat. Holder film selain sebagai
berfungsi sebagai tempat film, juga sebagai (filter) untuk membedakan jenis dan
energi radiasi yang menenainya.
Energi
radiasi pengion yang mengenai film akan menyebabkan beberapa butiran AgBr
terionisasi(AgBr). Semakin besar dosis radiasi yang diserap semakin banyak
butiran AgBr yeng terionisasi. Dalam proses pencucian dengan larutan pengembang
(developer),butiran-butiran Ag+ yang terionisasi akan berubah menjadi logam
perak yang berwarna hitam. Proses pencucian kedua dengan larutan fixer akan
melarutkan molekul-molekul AgBr sisa,Sedangkan yang telah menjadi logam perak
akan terikat kuat seabagai bayangan hitam laten. Terlihat bahwa tingkat
kehitaman bayangan akan sesuai dengan banyak dosis yang telah
mengenainya.
Dosimetri
film badge ini terdiri dari film,seperti film yang digunakan untuk rongten
gigi, dan tempat film (holder). Holder film dosimetri ini mempunyai fungsi
penting yaitu sebagai penyaring atau filter. Terdapat beberapa jenis filter
seperti plastik setebal 0,5 mm dan 3mm,aluminium 0,6mm,tembaga 0,3 mm,campuran
Sn 0,8 mm dan Pb 0,4 mm serta campuran Cd 0,8 mm dan Pb 0,4 mm. Masing-masing
jenis filter tersebut berfungsi untuk menyaring jenis radiasi atau energi
radiasi yang berbeda.Dosimetri film badge ini mempunyai sifat akumilasi yang
cukup baik.Film-film yang ada dipasaran dapat digunakan sampai 3 bulan.
Keuntungan film lain dengan adanya filter-filter, film badge ini dapat
membedakan jenis radiasi yang mengenai dan mempunyai rentang energi pengukuran
yang lebih besar daripada dosimetri saku. Keuntungan lain,filmnya, setelah
diproses dapat digunakan untuk perhitungan yang lebih teliti serta dapat
didokumentasikan. Sedangkan kelemahannya adalah untuk mengetahui dosis yang
telah mengenai harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan
untuk membaca tingkat kehitaman film,yaitu densitometer.
film
badge harus dipakai dengan benar sehingga dapat menerima dosis secara akurat
dan dapat merepresentasikan hasil yang diterima dari film badge tersebut.
Seluruh bagian dari film badge harus dikenakan pada tubuh antara leher dan
pinggang,biasanya sering diletak pada ikat pinggang atau saku baju. Klip-on
film badge biasanya sering digunakan pada saat melakukan Xray atau gamma,yang
biasanya berbentuk jam tangan.
b. Thermoluminesence Dosimetry (TLD)
Bahan kristal tertentu yang sering digunakan
pada TLD adalah Litium Florida (LiF). LiF dapat menyimpan/merekam dosis radiasi
yang diberikan padanya. Kemudian, TLD akan memancarkan cahaya (foton) jika
dipanaskan pada suhu tertentu. Prinsip kerjanya seperti efek fotolistrik.
Ketika LiF mendapatkan dosis radiasi dengan energi tertentu, maka
elektron-elektron akan dalam kristal LiF akan naik ke level energi yang lebih
tinggi. Kebanyakn elektron tersebut akan kembali ke level energi awalnya
(keadaan dasar), namun ada beberapa elektron yang terjebak dalam impuritas.
Apabila LiF dipanaskan, maka elektron yang terjebak tersebut akan terangkat ke
level energi yang lebih tinggi dimana dari sana elektron-elektron tersebut akan
kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan cahaya (foton). Banyaknya cahaya
(foton) yang dipancarkan akan proporsional dengan energi yang terserap dari
pemberian dosis radiasi. Selanjutnya, banyaknya cahaya (foton) tersebut akan
dibaca oleh TLD reader. Penggunaan TLD telah banyak digunakan dalam
instansi-instansi yang berhubungan dengan radiasi untuk personel monitoring
pekerja radiasi, biasanya dalam bentuk chip yang dikemas dalam wadah seperti
kartu tanda pengenal.
Pada
proses penyerapan radiasi beberapa material akan menyimpan energi yang diserap
pada kondisi yang metastabil (kurang stabil). Jika materi tersebut diberikan
energi secara sistematis energi metastabil tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk
ultraviolet, cahaya tampak atau infra merah, fenomena tersebut dikenal dengan
nama proses luminisensi. Proses penyimpanan energi radiasi terjadi diawali saat
radiasi mengenai materi, pada saat tersebut electron bebas dan “hole”
terbentuk. Pada materi yang memiliki sifat luminisensi, terdapat suatu daerah
“storage trap” yang terletak di antara pita konduksi dan valensi (lihat
gambar…). Electron dan “hole” yang terbentuk akan bersatu lagi atau terjebak di
dalam “storage trap”. Jumlah electron yang terjebak akan sebanding dengan
jumlah radiasi yang mengenai material luminisensi. Elektron yang terjebak akan
keluar dan bersatu kembali dengan “hole” jika detector luminisensi diberikan
energi dalam bentuk panas secara sistematis. Pada saat electron dan “hole” bergabung
akan dipancarkan cahaya yang akan ditangkap oleh penguat cahaya PMT
(Photomultiplier Tube). Bahan yang memiliki sifat luminisensi disebut dengan
nama Thermoluminescenct detector atau TLD. Beberapa jenis materi yang bersifat
luminisense antara lain CaSO4:Mn,Dy, LiF:Mg,Ti, LiF:Mg,Cu,P. Sebelum digunakan
TLD harus dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu untuk menghapus energi
yang masih tersisa didalam TLD.
Sistim
pambacaan TLD secara garis besar terdiri dari planchet, PMT dan elekrometer. Planchet
berfungsi untuk meletakkan dan memanaskan materi TLD, PMT berfungsi menangkap
cahaya luminisensi dan mengubah menjadi sinyal listrik, dan memperkuat sinyal
akhir, elektrometer berfungsi mencatat sinyal PMT dalam satuan arus atau
muatan.
Sinyal
hasil pembacaan TLD disebut kurva pancar atau “glow curve”. Kurva pancar
diperoleh dengan memberikan panas dengan laju kenaikan panas secara konstan
sampai suhu tertentu, dan kurva digambarkan sebagai fungsi suhu.
Referensi : http://ilmuradiologi.blogspot.com
No comments:
Post a Comment