Wednesday, October 5, 2011

Analisis Identifikasi Penyebab Yg Berpengaruh terhadap Permasalahan


Analisis Identifikasi Penyebab-penyebab yang Berpengaruh terhadap Permasalahan

Dalam mengidentifikasi penyebab-penyebab yang berpengaruh terhadap permasalahan digunakan metode 5 whys. Metode 5 whys digunakan untuk mengekslporasi penyebab atau efek hubungan yang mendasari masalah tertentu yang pada akhirnya menentukan penyebab masalah yang paling dasar yang dapat diperbaiki.Metode ini bekerja dengan terus mengeluarkan pertanyaan why (mengapa) dengan maksud untuk menemukan akar permasalahannya. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menerapkan metode 5 whys yaitu menentukan masalah yang akan dibahas dan ingin ditelusuri akar permasalahannya. Setelah masalah telah ditentukan, berikan pertanyaan whyuntuk setiap masalah dan penyebabnya hingga ditemukan satu akar masalah yang utama. Dengan mengetahui akar masalah yang utama, pencarian solusi akan lebih mudah dicari dan diterapkan.
Berdasarkan diagram pareto yang telah dibuat, ditemukan masalah yang paling sering muncul pada proses perakitan dongkrak di PT.PTI adalah “positioning benda terlalu banyak” yang berulang sebanyak 8 kali dan merupakan 30.8% dari keseluruhan pemborosan yang terjadi selama proses perakitan. Dari pertanyaan why yang pertama ditemukan beberapa kemungkinan penyebab dari masalah “positioning benda terlalu banyak” antara lain karena operator kurang terampil dalam merakit dongkrak, komponen yang defect, lingkungan kerja yang kurang optimal, dll. Dengan asumsi lingkungan kerja yang sudah optimal dan komponen yang sudah baik, ditemukan akar dari permasalahan tersebut yaitu karena operator kurang terampil dalam merakit dongkrak. Pertanyaan why kedua juga memberikan 2 kemungkinan akar permasalahan yaitu karena operator yang kurang berpengalaman atau operator tidak melaksanakan perakitan sesuai dengan standar perusahaan. Dengan asumsi operator sudah memiliki pengalaman yang cukup dalam merakit dongkrak, maka ditentukan akar permasalahan dari pertanyaan kedua adalah operator tidak melaksanakan perakitan sesuai dengan standar perusahaan.
Dari pertanyaan why yang ketiga juga ditemukan 2 kemungkinan akar permasalahan yaitu karena pelatihan yang diberikan kepada operator kurang atau standar perakitan dongkrak (Assembly Chart) yang dimiliki perusahaan kurang baik. Namun AC yang telah dipilih merupakan AC yang terbaik sehingga standar perakitan dongkrak milik perusahaan dapat dikatakan sudah baik, sehingga akar permasalahan dari pertanyaan why ketiga adalah pelatihan yang diberikan kepada operator kurang. Pertanyaan why keempat menghasilkan 2 kemungkinan akar permasalahan yaitu karena waktu pelatihan yang disediakan oleh perusahaan kurang atau operator tidak mengikuti pelatihan yang diberikan oleh perusahaan. Operator tentunya diwajibkan untuk mengikuti pelatihan yang diberikan oleh perusahaan sehingga tidak mungkin ada operator yang tidak mengikutinya. Karena itu akar permasalahan dari pertanyaan why keempat adalah waktu pelatihan yang disediakan oleh perusahaan kurang.
Dari pertanyaan why yang kelima ditemukan 1 akar permasalahan yaitu perusahaan mengalokasikan waktunya untuk merancang sistem produksi lainnya. Setelah memberikan 5 pertanyaan why dapat disimpulkan akar permasalahan yang utama yaitu perusahaan mengalokasikan waktunya untuk merancang sistem produksi lainnya. Dengan mengetahui akar permasalahan yang utama maka pencarian dan penerapan solusi akan lebih mudah untuk ditentukan.
Pada proses inspeksi dongkrak, ditemukan masalah yang paling sering muncul adalah “posisi dongkrak tidak stabil saat proses inspeksi” yang terjadi sebanyak 3 kali dan merupakan 50% dari keseluruhan pemborosan yang terjadi selama proses inspeksi berlangsung. Dengan memberikan pertanyaan why yang pertama ditemukan beberapa kemungkinan akar permasalahan antara lain operator kurang terampil, tidak tersedianya alat khusus untuk menopang dongkrak, lingkungan kerja yang kurang optimal, adanya komponen dongkrak yang tidak simetris, dll. Dengan asumsi keterampilan yang dibutuhkan operator dalam melakukan inspeksi tidak tinggi, lingkungan kerja yang sudah cukup optimal, cost yang dibutuhkan tinggi untuk menambah alat penopang dongkrak, maka ditemukan akar permasalahan dari pertanyaan tersebut adalah adanya komponen dongkrak yang tidak simetris.
Dari pertanyaan why yang kedua ditemukan 2 kemungkinan akar permasalahan yang ada yaitu pemasangan komponen kurang tepat atau ada komponen dongkrak yang defect. Dengan asumsi pemasangan komponen yang sudah tepat, maka ditemukan akar permasalahan dari pertanyaan why kedua adalah adanya komponen dongkrak yang defect. Pertanyaan why yang ketiga menunjukkan 2 kemungkinan akar permasalahan yaitu karena komponen yang dibeli sudah defect atau karena komponen terlalu sering digunakan (dibongkar pasang). Dengan asumsi seluruh komponen yang dibeli perusahaan dalam kualitas yang baik, maka didapat akar permasalahan dari pertanyaan why keempat adalah dongkrak sering dibongkar pasang.
Dengan memberikan pertanyaan why yang keempat kemudian ditemukan 2 kemungkinan akar permasalahan yaitu perakitan komponen dongkrak yang tidak tepat atau dongkrak digunakan untuk pelatihan perakitan dongkrak. Karena perusahaan PT. PTI memang membongkar pasang dongkrak untuk membuat peta kerja maka kemungkinan perakitan komponen dongkrak yang tidak tepat dapat diabaikan sehingga jawaban dari pertanyaan kelima adalah karena dongkrak digunakan untuk pelatihan perakitan dongkrak. Dari pertanyaan why kelima ditemukan akar permasalahannya yaitu karena dibutuhkan pelatihan untuk operator agar dapat merakit dongkrak sesuai dengan standar perusahaan.
                Pertanyaan why yang keenam kemudian menghasilkan sebuah jawaban akar permasalahan utama dari masalah “posisi dongkrak tidak stabil saat proses inspeksi” yaitu perusahaan ingin mencapai biaya produksi yang minimal. Dengan mengetahui akar permasalahan yang utama maka pencarian dan penerapan solusi akan lebih mudah untuk ditentukan.

No comments:

Post a Comment